Belum Dilantik, Prabowo Sudah Dibantu Amerika

Presiden terpilih Prabowo Subianto yang telah resmi dinyatakan unggul dalam pilpres 2024 menerima ucapan selamat via telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jumat (22/3/2024) malam WIB. (Dok. Kemehan RI)

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengakhiri ea suku bunga tinggi dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) pada Kamis (19/9/2024). Keputusan The Fed diperkirakan akan mendongkrak ekonomi global, termasuk Indonesia. Keputusan ini menjadi “kado” dini bagi Presiden terpilih Prabowo Subianto yang akan memimpin Indonesia mulai 20 Oktober mendatang.

Pemangkasan suku bunga tersebut adalah yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun terakhir. Suku bunga The Fed kini di level 4,75-5,00%. Suku bunga diperkirakan akan kembali dipangkas hingga 50 bps lagi menjadi 4,25-4,50% di akhir tahun. Sebelum The Fed, Bank Indonesia sudah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,00%. Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI mengerek suku bunga sebesar 275 bps sejak Agustus 2022.

BI masih membuka ruang pemangkasan suku bunga ke depan.

Suku bunga yang lebih rendah akan memberi multiplier effects yang positif, mulai dari kenaikan permintaan konsumsi, meningkatnya perdagangan dan ekonomi global, hingga mendongkrak harga komoditas. Suku bunga rendah di AS juga akan berdampak positif ke pasar keuangan dalam bentuk aliran modal asing. Rupiah kemudian akan diuntungkan..

Pemangkasan suku bunga ini hanya kurang dari sebulan dari pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024. Artinya, pemerintahan baru langsung dilengkapi “senjata” untuk mendongkrak ekonomi.

Kondisi yang dihadapi Prabowo jelas sebuah berkah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) di awal pemerintahannya pada Oktober 2014 justru langsung dihadapkan pada suku bunga tinggi. BI mengerek suku bunga sebesar 25 bps menjadi  7,75% pada 18 November 2014 atau beberapa hari setelah Jokowi dilantik. 
Suku bunga dikerek karena ada penyesuaian harga BBM subsidi.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan lima alasan pemangkasan suku bunga Rabu (18/9/2024).

Pertama adalah situasi global khususnya dari sisi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menurut bacaan BI, Fed Fund Rate (FFR) akan turun sebanyak tiga kali tahun ini dan 2025 sebanyak 4 kali. Hal ini telah terbukti bahwa The Fed telah memangkas suku bunganya pada bulan ini.

Kedua, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus mengalami penguatan.

Pertimbangan ketiga adalah inflasi. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 2,12% (year on year/yoy) pada Agustus 2024. Inflasi inti tercatat sebesar 2,02% (yoy), sementara inflasi volatile food (VF) terus menurun menjadi 3,04% (yoy), dari level bulan sebelumnya 3,63% (yoy).

Keempat, Perry menuturkan adalah dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui instrumen moneter. Selama ini, BI sudah mendorong melalui makroprudential dan sistem pembayaran.

Kelima, berkaitan dengan pembiayaan perbankan dan pembiayaan fiskal. “Dengan penurunan suku bunga yield Surat Berharga Negara (SBN) akan turun sehingga pembiayaan akan mendukung,” pungkasnya.

BI Rate Selalu Turun Jelang Pelantikan Presiden?

Kendati suku bunga naik setelah Jokowi memimpin Indonesia pada 2014, BI rate ataupun suku bunga global The Fed pada periode sebelum pelantikan presiden periode 2009 dan 2019. Suku bunga turun pada periode tersebut karena ada Krisis Subprime Mortgage pada 2007-2009 dan Perang Dagang AS-China pada akhir 2018.

Pemangkasan suku bunga The Fed juga diikuti oleh penurunan BI rate.

Sebagai contoh menjelang pelantikan presiden Oktober 2009, suku bunga BI secara konsisten diturunkan sejak Desember 2008 dari titik tertingginya di level 9,5% menjadi 6,5% pada Agustus 2009.

kadobet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*