BPPD DIY promosikan Wota-wati Gunungkidul sebagai Bengawan Solo Purba

BPPD DIY promosikan Wota-wati Gunungkidul sebagai Bengawan Solo Purba

Ketua Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY GKR Bendara usai penyerahan CSR Penanaman Pohon di Gunungkidul, Sabtu (9/11/2024). ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul

Badan Promosi Pariwisata Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mempromosikan Desa Wota-wati di Kabupaten Gunungkidul sebagai kawasan terpadu Bengawan Solo Purba yang diharapkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

“Sebagai Badan Promosi Wisata kami ingin membantu mempromosikan Desa Wota-wati ini, karena ini sejalan dengan visi misi Ngarso Dalem yang berfokus pada penghijauan kembali, bukan rebranding namun kita turut meningkatkan kualitas branding dari wisata di Desa Wota-wati ini,” kata Ketua Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY GKR Bendara usai penyerahan CSR Penanaman Pohon di Gunungkidul, Sabtu.

Ia mengatakan, DIY sudah mulai mendorong bagaimana wisata berkualitas untuk bisa digerakkan secara serempak di Yogyakarta.

“Bukan berarti kita mau nyetop mass tourism namun bagaimana satu orang yang datang ke desa itu dapat memberikan dampak yang banyak tanpa melukai alam, dan ini yang sedang kita tonjolkan makan lahirlah gerakan di setiap November kita menggelar Jogja Culture Wellness Festival di mana wisatawan itu yang datang sedikit tetapi dapat memberikan dampak yang cukup besar dan mereka itu lebih banyak ramah lingkungan,” kata GKR Bendara.

Sebagai informasi, penanaman pohon trembesi dilakukan secara simbolis di Kawasan Sungai. Bengawan Solo Purba yang juga diikuti Ibrahim selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo sebagai Ketua Bebadan Pangreksa Loka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga seniman terkenal Soimah.

Lurah Kalurahan Pucung Estu Driyono mengatakan, progres pengembangan kawasan terpadu Bengawan Solo Purba Padukuhan Wota-wati, di mana sebelumnya Padukuhan Wota-wati ini menjadi kawasan terpencil.

“Secara akses juga lumayan sulit juga termasuk kami yang dari Kalurahan Pucung saja harus melewati dua Kalurahan terlebih dahulu yakni Kalurahan Jerukwudel dan Kalurahan Tileng baru kita bisa masuk kembali di wilayah Kalurahan Pucung, Padukuhan Wota-wati ini,” kata Estu.

Lurah Pucung tersebut menjelaskan, melihat kawasan Padukuhan Wota-wati dapat memiliki potensi Pariwisata, dimana mayoritas masyarakat Padukuhan Wota-wati bekerja sebagai petani dan nelayan,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*