Hiasan Gua Natal 2024 di Taman Doa Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. ANTARA/HO-Komisi Komsos Kevikepan Kedu/pri.
Demi mewujudkan ide umat Lingkungan Stella Maris Ngadirojo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menghadirkan patung “Tiga Raja dari Timur” di halaman gereja kecil setempat, perupa dari Gunung Merapi, Leonardus Ismanto, pada suatu waktu mengecek lokasi tersebut.
Perjanjian Baru menceritakan sosok tiga raja, yakni Melkior, Caspar, dan Balthasar, dalam peristiwa kelahiran Yesus di kandang domba di Gua Betlehem. Mereka disebut mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur, dalam peristiwa Betlehem.
Oleh Ismanto, tiga patung dengan para sosok tersebut pada akhirnya diwujudkan dalam seni rupa tentang raja Yogyakarta, Majapahit, dan Bali. Hingga saat ini, sosok “Tiga Raja dari Timur” dalam peristiwa Natal Betlehem ala Nusantara tersebut, menghiasi halaman gereja kecil di Kecamatan Secang itu.
Gereja setempat di bawah Gereja Paroki Santa Maria Fatima Kota Magelang memiliki jemaat sekitar 500 jiwa. Mereka terbagi dalam empat lingkungan dan tinggal di kawasan perbatasan Kabupaten Magelang dan Temanggung.
Ia pun melontarkan gagasan pentingnya menghadirkan karya seni rupa lainnya bersuasana kisah kelahiran Yesus dan Betlehem di lingkungan Gereja Santa Maria Regina Pacis Secang yang berdekatan dengan sawah dan sekaligus di kawasan pusat kota kecamatan setempat.
Gagasan yang kadung terlontar itu, bagaikan melayang-layang di semesta, mencari kenyataan waktu dan tempat tepat untuk berada. Gagasan “Betlehem Baru” di Gereja Secang bukan saja bisa menjadi kekhasan wajah gereja setempat, melainkan juga mengajak umat selalu menyadari pentingnya spiritualitas hidup sederhana.
Peristiwa Natal di Betlehem salah satu ruang pancaran spiritualitas ajaran gereja yang mengajak umat beriman menjalani hidup sederhana, tulus, jujur, rendah hati, dan berbela rasa.
Kisah kelahiran Yesus digambarkan dalam suasana serba-sederhana, antara lain, Sang Bayi berbalut kain seadanya untuk menghalau hawa malam yang dingin, diletakkan di palungan, didatangi para gembala dengan keseharian hidup sederhana namun selalu berpengharapan terhadap keselamatan, dan para sosok tulus, rendah hati, serta bijak, yakni “Tiga Raja dari Timur”.
Setiap umat yang memasuki batin peristiwa Betlehem lebih dari dua abad silam itu, hingga saat ini hendak diajak memasuki relung makna kesederhanaan dan harapan atas keselamatan.
Peristiwa Betlehem juga disorot secara politis oleh penguasa wilayah pada masa itu, sebagai berbahaya karena dikhawatirkan bakal mengguncang stabilitas kekuasaan. Raja Herodes yang juga mendengar kabar kelahiran Juru Selamat, memerintahkan pasukan untuk mencari bayi Yesus. Oleh karena tak ditemukan, maka bayi-bayi di bawah umur 2 tahun di Betlehem dikisahkan sebagai dilenyapkan hidupnya.